Just Deploy” berarti langsung luncurkan (deploy) produk versi awal (early version) secepat mungkin ke pengguna, lalu perbaiki dan kembangkan secara terus-menerus berdasarkan feedback nyata.
Ini merupakan prinsip penting dalam metode Agile Development dan filosofi “Move Fast” yang populer di startup teknologi dunia.

Do not deploy on Friday!. Ok… but why not? | by Adrien Guéret | Product, Experience & Technology @ OpenClassrooms | Medium


🔧 Alasan Kenapa Konsep “Just Deploy” Digunakan:

  • Menghemat waktu & biaya pengembangan

  • Mendapatkan feedback langsung dari user

  • Mengurangi risiko perubahan besar di akhir

  • Mempercepat proses iterasi dan scale-up

  • Membiasakan tim untuk tanggap dan adaptif

Baca Juga: Masih Worth It kah Investasi Properti di 2025?


📦 Langkah-Langkah Praktis Menerapkan “Just Deploy”:

  1. Buat MVP (Minimum Viable Product)
    Buat versi dasar yang memiliki fitur utama saja.

  2. Deploy Lebih Cepat ke Lingkungan Production
    Luncurkan segera setelah fungsi utamanya berjalan.

  3. Gunakan Otomatisasi (CI/CD)
    Manfaatkan tools seperti GitHub Actions, Jenkins, GitLab CI agar deployment menjadi sekali klik.

  4. Pantau Feedback dan Data Pengguna
    Lihat respon user untuk menentukan prioritas pengembangan selanjutnya.

  5. Iterasi Cepat & Rutin Update
    Tambahkan fitur secara bertahap sambil memperbaiki bug.


🧠 Mindset yang Harus Dimiliki Tim “Just Deploy”

  • Tidak takut salah — lebih baik release cepat daripada menunggu sempurna.

  • Fokus pada progress, bukan perfection.

  • Data & feedback pengguna adalah panduan pengembangan terbaik.

  • Kolaborasi, komunikasi, dan adaptasi adalah senjata utama.